Diskusi Dengan Bank Sampah Griya Luhu
Bank Sampah sebagai salah satu mitra strategis P3E Bali-Nusra diharapkan menjadi garda terdepan pengelolaan sampah di tingkat tapak. Bank Sampah secara perlahan mampu mengubah mindset masyarakat dari semula ‘sumber masalah’ menjadi ‘tambahan penghasilan’, bahkan ‘sumber penghasilan’ Namun demikian, masalah inefisien dan kurangnya inovasi seringkali menjadi kendala bagi sustainability Bank Sampah.
Ida Bagus Mandhara Brasika, founder Griya Luhu, dalam presentasinya pada diskusi bareng P3E Bali-Nusra di Ruang Rapat Jalak Bali Lantai 2 menjawab tantangan tersebut. Ia menciptakan sebuah aplikasi digital yang dinamakan Griya Luhu Apps. Dapat diunduh di Google Play Store. Dengan bantuan aplikasi ini berikut sistem pengelolaan yang dibangun, Griya Luhu mendorong masyarakat langsung memilah sampah yang mereka hasilkan. Sampah tersebut kemudian mereka bawa ke cabang bank sampah di setiap desa untuk ditimbang.
Nah, di sini uniknya. Jika biasanya yang mengantri adalah orangnya, di sini yang mengantri adalah sampahnya. Sampah diberikan barcode sehingga diketahui masing-masing pemiliknya. Setelah ditaksir nilainya, maka uang langsung masuk dalam rekening yang tercatat dalam Griya Luhu Apps. Unik dan cukup mengasyikkan.
Inovasi Griya Luhu perlu kita berikan apresiasi. P3E Bali-Nusra sangat bersemangat mendorong upaya-upaya semisal untuk direpro di tempat lain. Plt. Kapus (Ni Nyoman Santi, S.T., M.Sc.) telah mengintruksikan agar P3E Bali-Nusra mengkoordinasikan pengumpulan sampah di wilayah perkantoran Renon.