Ekspose Kajian Status Daya Dukung Air dan Draft Status Pangan Pulau Bali
Pada hari Jumat, 10 Desember 2021 bertempat di Inaya Merusaka Hotel dan Resort Nusa Dua Badung-Bali, P3E Bali Nusra melakukan ekspose kajian status daya dukung air Pulau Bali. Dilakukan juga ekspose draft status pangan Pulau Bali.
Kegiatan tersebut dibuka oleh Plt. Kepala P3E Bali Nusra (Ni Nyoman Santi) yang dihadiri kurang lebih 113 peserta yang berasal dari Instansi Lingkup Kementerian LHK, instansi terkait baik di tingkat provinsi maupun Kabupaten/Kita di Bali. Ekspose ini dilaksanakan secara daring dan luring. Narasumber yang membahas Status Daya Dukung Air Pulau Bali adalah Wayan Damar Windu Kurniawan, S.Si., M.Sc. (Undiksa) dan I Gusti Lanang Made Parwita, S.T., M.T. (Poltek Negeri Bali).
Pembahasan draft Status Daya Dukung Pangan Pulau Bali narasumbernya Wayan Damar Windu Kurniawan, S.Si., M.Sc., (Undiksa) ; Dr. Ir. Made Sudarma, M.S. (Univ.Udayana) serta Dr. Ahmad Riqqi (Institut Tekhnologi Bandung). Bertindak selaku moderator Kepala Bidang Inventarisasi Daya Dukung Daya Tampung SDALH P3E Bali Nusra (Suwardi, S.T.P., M.Si.)
Kajian penghitungan status daya dukung air Pulau Bali yang dilakukan oleh P3E Bali Nusra pada umumnya surplus, hanya ada beberapa Kab/Kota yang defisit yaitu Kabupaten Badung, Gianyar, dan Kota Denpasar. Kajian menggunakan pendekatan supply-demand yaitu ketersediaan dan kebutuhan melihat kondisi eksisting serta infrastruktur SPAB (Sistim Penyediaan Air Baku) dan jasa ekosistem dengan melihat tingkat keberlanjutannya.
Berdasarkan hasil analisis, Kabupaten Badung, Gianyar, dan Kota Denpasar mengalami defisit air ditinjau dari ekosistem alami. Pada wilayah Kabupaten Badung dan Gianyar, defisit air disebabkan akibat tingginya kebutuhan domestik dan pertanian lahan basah disaat yang bersamaan.
Defisit air pada wilayah Kota Denpasar disebabkan akibat sebagian besar merupakan lahan terbangun, disertai dengan karakteristik bentuklahan asal proses fluvial yang mudah jenuh terhadap air.
Untuk draft hasil kajian Status Daya Dukung Pangan diperoleh hasil bahwa sebagian Kabupaten/Kota di Bali kondisi status pangan adalah defisit. Kabupaten yang surplus antara lain Jembrana, Tabanan, Gianyar, Karangasem dan Buleleng.
Kajian menggunakan pendekatan Location Quotient (LQ) untuk supply-demand, pendekatan spasial sistim Grid dan pendekatan jasa ekosistem untuk melihat keberlanjutannya.
Upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan produksi pangan di Propinsi Bali yaitu dengan meningkatkan hasil produksi dan memenuhi kebutuhan konsumsi, seperti peningkatan intensifikasi pengolahan lahan pertanian, penerapan urban farming, peningkatan rekayasa teknologi pertanian, dan tidak lupa diperlukan adanya kerjasama antar daerah untuk pemenuhan produksi bahan pangan tersebut.
Hasil dari kajian status daya dukung air dan pangan dapat dimanfaatkan oleh pemerintah daerah baik di tingkat provinsi maupun kabupaten kota dalam perencanaan pembangunan kedepan khususnya untuk penyusunan KLHS, RPPLH dan perencanan lainnya terkait dengan sumberdaya air dan sumber daya pangan.