Media Breifing, “Gas For Clean Bali”
MEDIA BRIEFING GAS FOR CLEAN BALI
Pusat Pengelolaan Ekoregion (PPE) Bali dan Nusa Tenggara mengadakan media briefing kepada para awak media di Bali, dengan topik “Gas Sebagai Bahan Bakar Ramah Lingkungan”. Sebanyak 25 wartawan hadir dalam acara yang diadakan pada 13 Januari 2015, di Kantor Pusat Pengelolaan Ekoregion Bali dan Nusa Tenggara, Jl. Ir. Juanda No. 2 Renon, Denpasar.
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari pelaksanaan kampanye Gas For Clean Bali pada 13 Desember 2014. Dimana tujuan kampanye tersebut adalah untuk mensosialisasi penggunaan bahan bakar gas untuk kendaraan sebagai alternatif penggunaan bahan bakar yang ramah lingkungan. Melalui media briefing ini diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih mendalam terkait penggunaan bahan bakar gas untuk kendaraan bermotor. Kegiatan ini juga sebagai upaya untuk menjalin dan menjaga hubungan komunikasi dengan media, mengingat media memiliki peran strategis sebagai penyebar informasi kepada publik.
Dalam acara ini bertindak sebagai narasumber adalah Novrizal Tahar (Kepala Pusat Pengeloloaan Ekoregion Bali dan Nusa Tenggara), Prof. Dr. Ir. I.G. Bagus Wijaya Kusuma (Ketua Pusat Penelitian Industri dan Energi Universitas Udayana), dan Rifki Ahmad (Sales Executive Domestik Gas Rayon 8, Pertamina).
Kepala PPE Bali dan Nusra menyampaikan bahwa dalam Mutual Recognition Agreement (MRA) ASEAN disebutkan bahwa pada tahun 2016 seluruh negara anggota ASEAN wajib menggunakan standar emisi EURO 4 pada mesin kendaraannya. Standar emisi Euro merupakan standar gas buang kendaraan versi Eropa. Gas buang kendaraan ini sangat tergantung pula pada kualitas bahan bakar yang digunakan. Melalui penerapan standar emisi EURO 4 dapat mengurangi tingkat emisi yang dihasilkan dari sektor transportasi. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah penggunaan Bahan Bakar Gas (BBG). Berbagai keunggulan yang dimiliki oleh BBG ini antara lain, ramah lingkungan, pembakaran sempurna, bebas kandungan sulfur dan timbal, serta dapat memperpanjang usia mesin kendaraan.
Prof. Dr. Ir. I.G. Bagus Wijaya Kusuma , menambahkan bahwa persepsi yang selama ini beredar di masyarakat bahwa penggunaan BBG sangat berbahaya dibandingkan dengan BBM adalah keliru. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Pusat Penelitian Industri dan Energi Universitas Udayana, diketahui bahwa penggunaan BBG sangatlah aman dikarenakan gas yang digunakan berbentuk liquid (cair) dengan tekanan 8 -12 bar, sehingga efek yang terjadi apabila tangki gas tersebut bocor tidak sekuat seperti bocornya tabung gas LPG 3 Kg atau 12Kg yang memiliki tekanan yang lebih besar. Ketebalan tabung tangki BBG yang digunakanpun lebih tebal 3 cm daripada tangki mobil yang biasa digunakan.
Untuk wilayah Provinsi Bali terdapat tiga buah SPBU yang menyediakan BBG, Rifki Ahmad sebagai perwakilan dari Pertamina, menyebutkan bahwa penggunaan BBG pada kendaraan bermotor di Provinsi Bali masih relatif kecil. Apabila terdapat peningkatan permintaan terhadap BBG, maka pihak Pertamina tentu akan memfasiltasi hal tersebut dengan menambah jumlah SPBU yang menyediakan BBG. Melalui program Gas For Clean Bali ini diharapkan pada tahun 2019 dapat tercapai target 10.000 unit kendaraan menggunakan bahan bakar gas