Pelatihan Metodologi SWAT

Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) Bali dan Nusa Tenggara menyelenggarakan pelatihan metologi SWAT yang berbasis aplikasi sistem informasi geografis. Pelatihan ini dibuka oleh Kepala P3E Bali Nusra, Drs. Rizaluzzaman, dengan narasumber Munajat Nursaputra, S.Hut, M.Sc, dosen Universitas Hasanudin. Pelatihan berlangsung selama dua hari (23-24 Januari 2018) hadir sebagai peserta yaitu DLH Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Kabupaten Tabanan, Kabupaten Bangli, Kabupaten Gianyar, P3E Jawa, P3E Kalimantan, P3E Papua dan staf P3E Bali Nusra.

Model SWAT (Soil and Water Assessment Tool) merupakan salah satu model yang dapat digunakan untuk memprediksi pengaruh pengelolaan lahan terhadap hasil air, sedimen, muatan pestisida dan kimia hasil pertanian yang masuk ke sungai atau badan air pada suatu DAS yang kompleks dengan tanah, penggunaan tanah dan pengelolaannya yang bermacam-macam sepanjang waktu yang lama. Prinsip dibangunnya model SWAT adalah model hidrologi. Model Hidrologi sangat ditentukan oleh nilai curah hujan dan karakteristik lahan. Model ini diterapkan dalam berbagai analisis serta simulasi suatu DAS.

Top