Pertemuan Awal Dalam Rangka Menggali Potensi Air Bawah Tanah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)

Pada tanggal 19 Agustus 2015, Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Bali dan Nusa Tenggara (P3E Bali-Nusra) mengadakan acara “Pertemuan Awal dalam Rangka Menggali Potensi Air Bawah Tanah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)” yang bertempat di Ruang Komodo, Kantor P3E Bali-Nusra. Tujuan diselenggarakannya acara ini adalah untuk mendapat data umum potensi air bawah tanah di Provinsi NTT yang nantinya akan dipergunakan sebagai bahan awal dalam penyusunan perencanaan pengelolaan sumberdaya air tanah di Provinsi NTT.

Peserta yang hadir sebanyak 51 (limapuluh satu) orang yang berasal dari perwakilan PPLH-SA Universitas Nusa Cendana, BLHD Provinsi NTT, KLHKP Kab. Jembrana, BLH Kab. Buleleng, KLH Kab. Klungkung, BLH. Kab. Karangasem, dan P3E Bali-Nusra. Acara dibuka oleh Ni Nyoman Santi, ST., M.Sc. (Kabag Tata Usaha) yang dilanjutkan pemaparan materi oleh Dr. Ignasius Dwi Atmana Sutapa (Pusat Penelitian Limnologi LIPI) berjudul “Menggali Potensi Sumberdaya Air di Provinsi NTT” dengan moderator Dony Arif Wibowo, S.Hut., M.Sc (Kasubbid Hutan dan Hasil Hutan).

Beberapa point penting yang dihasilkan selama pemaparan materi dan sesi diskusi adalah sebagai berikut:

  1. Potensi sumberdaya air di ekoregion Bali-Nusra cukup besar dan belum dimanfaatkan secara optimal. Banyak cekungan air tanah di Bali-Nusra yang menyimpan air tanah. Namun demikian, pemanfaatannya perlu diikuti dengan upaya perlindungan karena adanya kerusakan lingkungan di wilayah catchment area dan DAS di wilayah hulu, serta potensi over eksploitasi.
  2. Pengelolaan sumberdaya air di wilayah ekoregion Bali-Nusra (khususnya NTT) harus fokus pada potensi yang ada, yaitu pemanfaatan curahan air hujan dengan cara pemanenan air hujan (rain water harvesting) di musim penghujan melalui pembuatan embung dan sumur resapan.
  3. Diantara faktor kekurangan (defisit) air di sebagian wilayah NTT adalah kurangnya ilmu pengetahuan (knowledge) masyarakat dalam mengelola sumberdaya air.
  4. Perencanaan pengelolaan sumberdaya air seharusnya tidak hanya bertumpu pada aspek teknis saja, akan tetapi juga aspek sosial-budaya, dan melibatkan stakeholder dari berbagai disiplin ilmu.
  5. P3E sangat diharapkan dapat membuat percontohan pembuatan rencana pengelolaan sumberdaya air di NTT yang meliputi pengelolaan wilayah catchment area di hulu (hutan/DAS), pengelolaan kualitas dan kuantitas air, serta daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup yang mendukung ketersediaan air secara lestari.

 

Materi dapat di unduh dibawah ini :

Materi 1

Materi 2

Top